Senin, 20 Oktober 2008

diujung sunyi

berdiri diujung sunyi
pada sebuah senja
yang larut dalam temaram cahaya
membuatku gamang

ada kepingan yang terserak
menerobos masuk dalam ingatan
mencoba merenda setiap ikatan
yang moyak dipangkas hari

dalam setiap percakapan kita
takkah kau rasa
ada gesture yang mencuat
keluar dari setiap aliran nadi

entahlah, aku merasa
binar matamu menghadirkan
kata yang belum sempat terucap
pada paruh waktu yang lampau

sesaat terhenti
layar cahaya kembali menerpa
angin menerbangkan sisa bayangmu
dan aku tetap terpaku

esok,
kutunggu kau kembali
diujung sunyi

Tidak ada komentar: