Jumat, 25 Januari 2008

menikah

Kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng.. Kalau
sama-sama suka sop
buntut berarti masa depan cerah...kalo dua2nya punya posisi yang bagus
akan tidak akan mendapat masalah ekonomi nantinya??...(That
simple?........)

Berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek kiri dan kanan,
menikah adalah
persatuan dua manusia, pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak
sebangun, apalagi
urusan jiwa dan hatinya.

Kecocokan, minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan segalanya akan
lancar.. Lalu
apa? MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan untuk memasukinya diperlukan
pelaku yang kuat
dan berani. Berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya
kekuatan untuk
menemukan jalan keluarnya.

Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya? Harus ada 'Komunikasi Dua
Arah', 'Ada
kerelaan mendengar kritik', 'Ada keikhlasan meminta maaf', 'Ada
ketulusan melupakan
kesalahan,dan Keberanian untuk mengemukakan pendapat'.

Sekali lagi MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan
rancangan gaun
pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang
memacetkan jalan.

MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuh, ketika ribuan kapal
pesiar yang gemerlap
memanggil-manggil

MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu
ruangan dimana
kemesraan, ciuman, dan pelukan yang berkepanjangan hanyalah bunga.

Masalahnya bukanlah menikah dengan anak siapa, yang hartanya berapa,
bukanlah rangkaian
bunga mawar yang jumlahnya ratusan, bukanlah perencanaan berbulan-bulan
yang akhirnya
membuat keluarga saling tersinggung, apalagi kegemaran minum kopi yang
sama...

MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan anda. Tanpa
mengenali diri
sendiri, bagaimana anda bisa memahami oranglain...?? Tanpa bisa
memperhatikan diri
sendiri, bagaimana anda bisa memperhatikan pasangan hidup...??

MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam
samudra,serta
jiwa besar untuk 'Menerima' dan 'Memaafkan'.

* Kesalahan terbesar kita dalam memilih pasangan adalah kita lebih
mementingkan dengan
siapa kita menikah bukan seperti apa orang yang akan kita nikahi. Kita
lebih melihat dari
fisik orang tersebut bukan kualitas orang tersebut.

Tidak ada komentar: