Minggu, 10 Februari 2008

Arti Seorang Sahabat

Kenapa disaat terjatuh, kita ingin seseorang memeluk kita atau sekedar
menemani kita?
Mengapa juga ketika disakiti kita inginkan seseorang untuk tempat kita
mengadu?

Mungkin kita akan menjadi sakit kembali ketika melihat atau mendengar
seseorang yg
kebetulan mirip dan dekat dengan orang yang pernah melukai kita. Adakalanya
dengan
ketakutan dan kebingungan kita memutuskan tidak akan pernah percaya dan
mencintai siapapun lagi.
Kitapun merasakan senang jika ada seseorang yang selalu disisi kita saat
sedih ataupun senang
seseorang yang selalu membantu kita tanpa mengharap apapun selain senyuman
kita,
yang mengerti, yang memahami dan menerima kita apa adanya.

Beberapa dari kita menyebutnya sahabat perjalanan hidup
Sebagian lebih sederhana mengatakan teman seperjuangan
Bagi yang romantis menyatakan kekasih hati.

Teruntuk yang telah menikah mengakui bahwa Tuhan menciptakannya agar kita
tidak merasa kesepian sejauh
mana beda dari semua itu?

Kenapa bersahabat ?
Benarkah hidup terlalu keras untuk dijalani seorang diri?
Atau karena kita ingin menumpahkan rasa sayang dan cinta yang ada dalam
hati?
Mungkin karena kita memiliki sesuatu yang sejalan hingga kita menyamakan
orang lain dengan
apa yang kita rasakan?

Sungguh! Betapa sulit mencari sahabat diwaktu kita tengah kesusahan
Dan benarlah betapa mudah mengajak seseorang untuk bergabung dalam
kegembiraan kita.

Memang....kita semua begitu tidak menyukai penderitaan, meski kita tahu
tidaklah mungkin bisa lepas darinya. Meski kita semua tahu hidup hanyalah
ritme
bergantian antara kesedihan dan kesenangan.
Walau kita sadar kebahagiaan hanya milik orang2x yang pernah menderita
dahulu
dan tiap orang pastilah punya arti sendiri dalam memaknai penderitaan dan
kebahagiaan.

Siapa yang kau anggap sahabat?
Apakah seseorang yang tidak pernah menyakitimu?
Mungkinkah seseorang yang tidak akan pernah meninggalkanmu?
Betulkah seseorang yang kamu memutuskan untuk tidak mempercayainya?
Atau seseorang yang tidak pernah mengatakan kebaikannya padamu?

Seumpama kita bisa mendengar hati orang lain dan memang benar mau
mendengar?
Tak pernah ada yang mempunyai cita-cita untuk jadi orang jahat dan hidup
tidak berbahagia
Seandainya kita bisa melihat dan memang benar mau melihat?
Ketika seseorang tengah tertidur pulas, kita akan bisa untuk lebih berfikir
beberapa kali sebelum berani sekedar berprasangka keji apalagi untuk
menyakitinya.
Tetapi kenapa itu terkadang terpaksa harus.

Disaat kita tiba-tiba merasa perduli dengan seseorang, kita seolah bisa
merasakan
apa yang sedang menjadi bebannya dan kita ingin meringankannya. Namun
terkadang kita
sangat acuh kepada seseorang yang benar-benar membutuhkan kita

Apa yang kita cari?
untuk siapa dan untuk apa kita diciptakan didunia ini?
Apa beda kita dengan orang lain?

Sedalam kelemahan kita harusnya kita lebih sering berkata "maaf"
dibanding "aku" jika kita memang menganggapnya sahabat!

Setinggi keinginan kita harusnya kita lebih berbahagia berkata
" aku tidak mau merepotkanmu "

Setinggi keinginan kita harusnya kita lebih berbahagia berkata " aku tidak
mau merepotkanmu" dibanding "mengertilah diriku" jika kita mengerti bahwa
dia sahabat kita.

Membayangkan kita berbahagia sendiri sedang sahabat-sahabat kita kesusahan,
haruskah kita makan dan tidur dengan tenang ?
Mungkin lebih baik semua sahabat telah berbahagia dan kita turut berbahagia
meski semua itu harus berbohong demi perasaan itu karena surga masih
terlalu luas untuk semua ini, kenapa tidak berbagi?

Bertahanlah, karena sahabatmu adalah semua yang pernah hadir dalam hatimu
Berterimakasihlah, sahabatmu adalah semua yang telah membentukmu hingga
kamu menjadi seperti sekarang ini
Bersiaplah, karena kamu akan masih kehilangan banyak sahabat untuk
menemukan
sahabat-sahabat baru sepanjang perjalanan hidupmu.

Dan berdo'alah semoga semua sahabat bisa berkumpul bersama di surga nanti.
(unknown)

Tidak ada komentar: