Minggu, 10 Februari 2008

Membeli Cinta

==================
Membeli Cinta
===============

Di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya. Dia mempunyai
seorang
hamba yang sangat lugu - begitu lugu, hingga orang-orang menyebutnya si
bodoh.

Suatu kali sang tuan menyuruh si bodoh pergi ke sebuah perkampungan
miskin
untuk menagih hutang para penduduk di sana. "Hutang mereka sudah jatuh
tempo," kata sang tuan. "Baik, Tuan," sahut si bodoh. "Tetapi nanti
uangnya
mau diapakan?" "Belikan sesuatu yang aku belum punyai," jawab sang tuan.

Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dimaksud. Cukup kerepotan
juga
si bodoh menjalankan tugasnya; mengumpulkan receh demi receh uang hutang
dari para penduduk kampung. Para penduduk itu memang sangat miskin, dan
pula ketika itu tengah terjadi kemarau panjang.

Akhirnya si bodoh berhasil jua menyelesaikan tugasnya. Dalam perjalanan
pulang ia teringat pesan tuannya, "Belikan sesuatu yang belum aku
miliki."
"Apa, ya?" tanya si bodoh dalam hati. "Tuanku sangat kaya, apa lagi yang
belum dia punyai?" Setelah berpikir agak lama, si bodoh pun menemukan
jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu dia bagikan
lagi
uang yang sudah dikumpulkannya tadi kepada para penduduk. "Tuanku,
memberikan uang ini kepada kalian," katanya.

Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan hati sang tuan.
Ketika si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah dilakukannya, sang
tuan geleng-geleng kepala. Benar-benar bodoh," omelnya.

Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak disangka-sangka; pergantian
pemimpin karena pemberontakan membuat usaha sang tuan tidak semulus dulu.
Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua harta bendanya. Pendek
kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia terlunta meninggalkan
rumahnya. Hanya si bodoh yang ikut serta. Ketika tiba di sebuah kampung,
entah mengapa para penduduknya menyambut mereka dengan riang dan hangat;
mereka menyediakan tumpangan dan makanan buat sang tuan.

"Siapakah para penduduk kampung itu, dan mengapa mereka sampai mau
berbaik
hati menolongku?" tanya sang tuan. "Dulu tuan pernah menyuruh saya
menagih
hutang kepada para penduduk miskin kampung ini," jawab si bodoh. "Tuan
berpesan agar uang yang terkumpul saya belikan sesuatu yang belum tuan
punyai. Ketika itu saya berpikir, tuan sudah memiliki segala sesuatu.
Satu-satunya hal yang belum tuanku punyai adalah cinta di hati mereka.
Maka
saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan. Sekarang tuan
menuai
cinta mereka."



cintailah maka orang akan mencintai terutama pada sanak keluargamu.
Menunjukan cinta bukan hanya dengan kata kata , namun bukan berarti
dengan harta. Sikap dan perilaku cukup untuk bukti cinta kita.

Tidak ada komentar: